Sunday, April 13, 2008

Honda Souichirou

Honda Souichirou (Pendiri Honda)
(dikutip dr Bisnis.com)


"Banyak orang mengimpikan sukses. Bagi saya, sukses hanya bisa dicapai melalui kegagalan dan introspeksi berulang-ulang. Sesungguhnya, sukses merepresentasikan 1% dari pekerjaan Anda yang hanya bisa dihasilkan dari 99%yang dinamakan kegagalan." Itulah salah satu ungkapan terkenal Soichiro Honda, pendiri Honda Motor Company.

Tahun lalu, pendapatan imperium raksasa otomotif Jepang yang kini diperkuat 167.231 pegawai itu mencapai US$94,24 miliar (Rp866 triliun), dengan laba bersih US$5 miliar. Kemegahan bisnis itu dibangun Honda dengan merangkak dari bawah, melewati badai demi badai kegagalan.

Lahir di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang pada 17 November 1906, Honda dibesarkan dalam keluarga miskin. Ayahnya, Gihei Honda, adalah seorang pandai besi yang mengelola bengkel reparasi sepeda, sementara sang ibu, Mika, adalah seorang penenun. Namun, sang ayah bisa mengerjakan bermacam-macam pekerjaan, bahkan menjadi ahli gigi jika diperlukan. Kepada anak-anaknya selalu ditekankan pentingnya etika kerja keras dan cinta pada hal-hal yang berbau mekanis.

Honda kecil belajar bagaimana menajamkan mata pisau mesin pertanian, selain tentu saja bagaimana membuat mainan sendiri. Kepada kakeknya, Honda selalu meminta diajak melihat bagaimana mesin penggilingan padi bekerja. Honda benar-benar menyukai dunia permesinan. Sampai-sampai di sekolah dia mendapat julukan 'si musang berhidung hitam'. Julukan ini kedengaran merendahkan, tapi sesungguhnya tidak. Malah cenderung bermuatan kekaguman. Julukan itu muncul karena wajah Honda selalu kotor gara-gara pekerjaan yang dilakukannya membantu sang ayah di bengkel pandai besi.

Berkat ketekunannya membantu sang ayah, pada usia 12 tahun, dia bisa menciptakan sepeda dengan model rem kaki. Pada usia 15 tahun, tanpa pendidikan formal yang memadai, Honda tiba di Tokyo untuk mencari pekerjaan. Dia mendapat pekerjaan memang, di sebuah bengkel bernama Art Shokai. Namun, bukan untuk mengurusi mesin, melainkan menjadi petugas kebersihan merangkap pengasuh bayi anak pemilik bengkel, Kashiwabara.

Namun, semangatnya untuk belajar mesin terus menyala. Dia memanfaatkan waktu saat bengkel tutup untuk sekadar mengamati mesin mobil. Dia kian bersemangat belajar mesin setelah menemukan buku tentang pengapian mesin di perpustakaan. Dia kumpulkan gajinya untuk meminjam buku itu. Sedikit demi sedikit, pengetahuannya tentang mesin bertambah dan suatu hari kesempatan itu datang, unjuk gigi mengurusi mesin mobil.

Majikannya terkagum-kagum ketika dia berhasil memperbaiki mesin mobil Ford model T keluaran 1908. Pada usia 22 tahun, dia dipercaya menjadi kepala bengkel Art di kota Hamamatsu. Di sana dia selalu menerima pengerjaan reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Setelah enam tahun bekerja, dia memutuskan pulang ke kampung halaman dan mendirikan bengkel sendiri pada 1928.

Honda mulai menapaki pijakan industrialnya pada 1935 dengan mula-mula memproduksi ring piston untuk mesin-mesin kecil. Hanya saja, ketika dia tawarkan ke sejumlah pabrikan otomotif, hasil karyanya tak dilirik, termasuk oleh Toyota. Ring piston buatannya dianggap tidak lentur. Kegagalan itu membuatnya jatuh sakit cukup serius.

Berhenti kuliah

Namun, dia segera bangkit. Dia berusaha mendapatkan ilmu tentang ring piston itu dengan kuliah di Sekolah Tinggi Hamamatsu, Jurusan Mesin. Siang hari, sepulang sekolah, dia langsung ke bengkel mempraktikkan pengetahuan yang didapatnya. Hanya saja, karena jarang masuk, dia dikeluarkan dari sekolah setelah dua tahun kuliah.

Berhenti kuliah tak membuatnya putus asa. Kerja kerasnya mulai membawa hasil pada 20 November 1937, ketika Toyota akhirnya menerima ring piston buatan Honda dan memberinya kontrak. Namun, batu ujian terus menghampirinya. Dua kali pabrik ring piston yang didirikannya hangus terbakar.

Bukan Honda namanya bila menyerah. Dia kumpulkan seluruh karyawannya dan memerintahkan mereka mengambil kaleng bekas bensol yang dibuang kapal Amerika Serikat (AS) untuk membangun pabrik. Pabrik dibangun, gempa bumi melanda. Tak ada pilihan dia jual pabriknya ke Toyota pada 1947. Honda kembali ke sepeda dengan kreativitas baru, menempelinya dengan motor kecil. Hasil kreasinya itu mendapat sambutan bagus.

Di bawah bendera Honda Motor Company yang didirikannya pada September 1948, berhasil memproduksi mesin-mesin kecil untuk digunakan di sepeda motor, lalu memproduksi sepeda motor utuh.

Berkat keandalan tekniknya yang luar biasa, dan dibantu pemasar cerdik Fujisawa, sepeda motor Honda akhirnya mampu mengungguli Triumph dan Harley-Davidson di masing-masing pasar lokalnya, yakni Inggris dan AS. Pada 1959, Honda Motorcycles membuka diler pertamanya di AS. Dan selanjutnya adalah sejarah 'Sukses 1%'. Kekuatan Honda berasal dari filosofi yang dibangun Soichiro Honda, yaitu menghormati individu dan tiga kebahagiaan.

Menghormati individu, seperti dijelaskan dalam misi dan visi korporat Honda Motor Company, mencerminkan keyakinan Honda akan kemampuan unik manusia. Penghormatan fundamental ini menentukan hubungan perusahaan dengan rekanan, pelanggan, penyalur, mitra bisnis dan masyarakat. Honda meyakini bahwa setiap orang yang terlibat dalam proses pembelian, penjualan atau penciptaan produk harus menerima perasaan bahagia dari pengalaman.

Bersama-sama ketiga kebahagiaan itu menghasilkan kebahagiaan afiliasi-perasaan positif yang muncul dari hubungan dengan Honda. Dengan begitu, diharapkan masyarakat menginginkan keberadaan Honda. Tiga kebahagiaan yang dimaksud itu adalah, kebahagiaan memproduksi, kebahagiaan menjual dan kebahagiaan membeli.

Itu artinya, kebahagiaan yang diharapkan ada pada diri setiap orang bukan semata-mata kebahagiaan mendapatkan sesuatu, tapi juga (dan yang terpenting) kebahagiaan memberikan sesuatu yang terbaik

Friday, April 4, 2008

IHSG Terjun Bebas

Kemarin, 3 April 2008, IHSG telah terjun bebas. Bagaimana Perasaan saya?
Berikut saya kutip tulisan dari Sensei(guru) Vier, yang saya ambil dari http://vierjamal.blogspot.com
(Pak Vier, saya minta ijin tulisan bapak saya muat di blog saya)
-Munir-
-----------------------------------------------
Saya mengerti sekali apa yang anda rasakan beberapa minggu belakangan ini dan kalau saya flasback 10 tahun yang lalu maka perasaan yang berkecamuk seperti saat ini juga pernah saya alami juga dan saya bersyukur mengalami suatu perubahan yang mendasar dalam "Winning Psycology in Stock Market" beberapa teman2 dalam minggu ini melakukan cutloss yg cukup besar sekali bahkan mulai dari seharga mobil kijang hingga seharga rumah type belevue 420jt dipemukiman kota wisata. Walaupun pernah mengalami kebangkrutan hingga total loss 2,5 milyard 12 tahun yang lalu dan setelah menemukan konsep sederhana dalam bertransaksi saham alhamdullilah saya mulai mengalami titik balik dalam kehidupan saya yaitu belajar mengerti dan menjadi manusia yang selalu "Bersyukur" atas setiap rupiah yang diberikan Tuhan kepada saya. Saya turut prihatin masih banyak yang memiliki sikap yang kurang bijaksana dalam memperhitungakan keputusan beli dan jual dalam transaksi saham, mereka bahkan sudah mengenal konsep diatas paling tidak 6 bulan dan kelompok yang lainnya membuat saya bahagia karena mereka bisa tetap tidur nyenyak saat pasar sedang ambruk dalam beberapa minggu ini. Apa yang menyebabkan perbedaan antara dua kelompok tersebut ? Kelompok yang pertama mereka termasuk orang2 yang cerdas berdasarkan pengamatan saya dan selama yg saya kenal selama ini, tetapi permasalahan yang paling mendasar adalah "Mereka tidak punya lagi rasa takut" anda mungkin masih ingat saya selalu menyampaikan rasa takut itu perlua ada karena rasa takut adalah suatu karunia TUHAN yang luar biasa kepada kita agar kita CERMAT BERHITUNG. kedua mereka masih setengah percaya kepada 4P+2P+4S apalagi dengan Parabolic SAR mereka tidaklah sabar sekali dengan parameter ini, anda yg sdh tau mengerti benar karakter parameter tsb. ketiga mereka menghabiskan semua uang mereka seperti anak2 sekolah yang harus menghabiskan uang jajanya bahkan mulai berani menggunakan fasilitas margin yg tdk terukur, ingat ! jangan menggali liang kubur anda sendiri dan yang terakhir mereka sebenarnya sudah dikondisi profit sebelumnya hanya saja tidak direalisasikan karena masih kurang besar untungnya, tetapi akhirnya kenapa seharga mobil kijang harus menjadi taruhannya ? Kenapa waktu seharga mobil mainan kita ogah melepasnya ? sekali lagi pesan saya, biarkan Tuhan yang bekerja agar kita sukses distock market dan tugas kita hanya satu, konsisten bersyukur dari setiap rupiah yg diberikannya dan kalau itu sudah kita lakukan maka Tuhan akan bekerja untuk kita dengan cara yang tak terduga2 dan kalau kita dipintarkan oleh Tuhan maka cara kita bertransaksi biasanya dilindungi olehnya pula. Jauhi sikap tamak karena ini mendekatkan kita pada setan dan anda tau tabiat setan ? Suka mengelabui kita baik jasmani maupun rohani. Apabila anda mengalami kegoncangan jiwa setalah melakukan cutloss, coba kembali kepadanya karena apa yg kita dapatkan didunia ini atas seijin Tuhan pula. coba belajar menjadi kelompok yang kedua , mereka sangat percaya pada simple trading concept dan disiplin menjalankannya setiap saat.Selamat merenungkan.salam vier